ITIK PEKING
Banyak pertanyaan yang
masuk kepada kami seputar DOD itik peking dan cara beternak itik jenis pedaging
ini. Karena kapasitas kami yang kurang memadahi dan waktu yang kami miliki juga
sangat terbatas maka kami menurunkan sebuah artikel yang ditulis oleh Bapak Ir.
H. Idih Purnama Alam dengan judul “BUDIDAYA ITIK PEKING (PEKING DUCK)”. Beliau
adalah pegawai Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat, sehingga menjadi sangat
pas lah ketika pakar dan ahlinya yang berbicara. Namun tidak menutup kemungkinan
kalau ada pertanyaan dari pembaca seputar produk ini kami akan berusaha
menjawabnya sebatas kemampuan dan kapasitas kami, insyaallah.
Semoga bermanfaat.Latar BelakangSeperti kita ketahui bersama, bahwa
perkembangan perunggasan sejak awal tahun 2004 telah banyak didera dengan
berbagai cobaan yang banyak mengakibatkan terpuruknya usaha di bidang
perunggasan, baik itu peternak ayam ras (petelur/pedaging), ayam buras maupun
peternak itik. Dimulai dengan adanya serangan penyakit unggas yang terkenal
ganas yaitu penyakit avian influenza (AI) atau yang lebih populer dengan
sebutan penyakit flu burung sampai dengan kenaikan harga bahan baku pakan
ternak maupun pakan ternak jadi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak,
kondisi seperti itu dirasa sangat menekan terhadap perkembangan perunggasan
secara menyeluruh.Pembangunan sub sektor peternakan tidak bisa terlepas dari
kegiatan pembangunan pertanian, karena pembangunan sub sector peternakan
merupakan bagian dari pembangunan pertanian, hal ini sejalan dengan apa yang telah
dicanangkan oleh bapak presiden republik indonesia pada tanggal 11 juni 2005
tentang revitalisasi pertanian, perikanan dan kehutanan (RPPK) di mana
peternakan termasuk didalamnya.
Apabila
kita amati bersama dari kondisi yang telah terjadi dalam pengembangan
pembangunan peternakan fokus yang paling menonjol dan perlu mendapat perhatian
serius adalah komodity perunggasan, hal ini disebabkan dengan banyaknya kasus
penyakit ai maupun kenaikan harga pakan serta penurunan minat masyarakat
terhadap budi daya unggas terutama unggas berupa ayam buras, malahan tidak
sedikit kasus penyakit ai ini yang menyerang terhadap manusia, sehingga
pembangunan perunggasan perlu disikapi dengan arif dan selectif serta harus
bisa menciptakan terobosan alternatif untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan
daging yang berasal dari unggas.
Dari
pengalaman di lapangan ternyata ada komodity lain selain ayam ras pedaging yang
mempunyai kemampuan untuk menghasilkan daging dengan waktu cepat serta kualitas
yang tidak kalah dengan ayam ras pedaging yaitu unggas air berupa itik peking
(peking duck). Di mana peking duck mempunyai kemampuan untuk menghasilkan
produksi daging kurang dari 2 bulan bisa menghasilkan berat badan sekitar 3 -
3,3 kg, sehingga sudah siap untuk dipotong.hal ini telah dibuktikan oleh
peternak di kapetakan kecamatan kroya kabupaten Cirebon di mana itik peking
umur 53 hari bisa mencapai berat badan sekitar 3,25 kg. Seperti yang telah
dimuat dalam harian kompas terbitan Juni 2007.
Dengan
melihat kondisi seperti tersebut di atas kami mencoba membuat tulisan mengenai
budi daya itik peking dalam rangka akselerasi pembangunan peternakan unggas air
untuk pemenuhan kebutuhan akan daging dalam waktu yang relatif cepat, mudah dan
bisa dikembangkan oleh masyarakat di pedesaan.
Maksud
dan Tujuan
Maksud
dari pola pengembangan pemeliharaan itik peking ini antara lain:
1.
Untuk mencari alternatif terobosan dalam
rangka mempercepat produksi daging yang berasal dari unggas air (itik).
2.
Merubah pola usaha unggas air (itik)
dari yang nomaden ke arah yang intensif.
3.
Menjadikan usaha unggas air (itik)
menjadi usaha pokok masyarakat.
4.
Menciptakan peternak yang mandiri dan
berkualitas (peternak tangguh).
5.
Menyediakan permintaan pasar terutama
permintaan daging itik yang bekualitas.
Sedangkan
tujuan dari budi daya itik peking (peking duck) ini antara lain:
1.
Meningkatkan produksi daging itik yang
berkualitas.
2.
Meningkatkan pendapatan dari para
peternak itik.
3.
Menyediakan lapangan kerja bagi
masyarakat pedesaan.
4.
Mengurangi tingkat pengangguran.
5.
Memperkenalkan usaha peternakan itik
jenis pedaging yang bisa menghasilkan daging kualitas prima dalam waktu relatif
singkat
6.
Disamping penyediaan daging, juga bisa
menghasilkan bulu itik (feathers duck) sebagai bahan kerajinan
seperti shutle cok, jok kursi, kamoceng dll.
Permasalahan
Dalam
setiap kegiatan, tentunya selalu timbul permasalahan baik permasalahan yang
besar maupun pemasalahan kecil, dan setiap permasalahan perlu dicarikan
alternatif pemecahannya. Masalah itik peking ini ada sedikit permasalahan yang
kiranya perlu diambil langkah-langkah untuk mencapai keberhasilan dan yang
timbul pada saat ini diantaranya :
1.
Permintaan daging itik peking di pasaran
cukup tinggi, tetapi sumber pasokan daging pada saat ini masih mengandalkan
kepada daging import.
2.
Budi daya itik peking pada saat ini
masih dikuasai oleh pengusaha besar, sedangkan peternak di pedesaan masih
relatif sedikit.
3.
Penyediaan bakalan (DOD) peking masih
bersifat tertutup, belum secara mudah didapatkan oleh masyarakat luas.
Pola
Pengembangan Budidaya Itik Peking (Peking Duck)
System
pemeliharaan
Untuk
menentukan suatu bentuk usaha terutama dalam usaha ternak itik, maka yang
pertama kali diperhatikan yaitu tujuan usaha, apakah tujuannya untuk
menghasilkan daging konsumsi atau mau menghasilkan bibit supaya untuk langkah
selanjutnya bisa ditentukan system pemeliharaan yang akan diambil.
Dalam
usaha perunggasan terutama unggas air (itik) dikenal dengan system pemeliharaan
yaitu:
1.
System pemeliharaan extensif
2.
System pemeliharaan semi intensif
3.
System pemeliharaan intensif
System
pemeliharaan extensif, di mana pada system ini ternak-ternak dipelihara dengan
cara di abur/digembalakan tanpa memperhatikan kandang maupun makanan, karena
ternak-ternak tersebut dilepas di tempat-tempat yang mempunyai sumber pakan
alami misalnya di daerah-daerah persawahan yang baru panen. Pemeliharaan ini
dilaksanakan oleh para peternak yang bersifat tradisional dan nomaden, kondisi
ini banyak ditemukan di daerah Jawa Barat bagian utara, karena daerah pantura
ini merupakan daerah persawahan yang cukup luas sehingga menjadi potensi bagi
pengembangan itik dengan system extensif.
Pemeliharaan
dengan system semi intesif, di mana ternak-ternak yang di pelihara sudah
memperhatikan kandang ternak dan diberi makan tetapi sewaktu-waktu dilepas
untuk mencari makan sewaktu ada peluang pada saat panen padi ataupun pada
tempat-tempat yang mempunyai potensi sumber pakan yang alami
Sedangkan
pemeliharaan yang intensif, ternak-ternak peliharaan selalu di tempatkan
dikandang dan diberi makan secara terus menerus serta sudah memperhatikan
aspek-aspek teknis pemeliharaan ternak secara ilmiah dan sudah menggunakan
teknologi-teknologi yang dianjurkan.
Untuk
pemeliharaan itik peking (peking duck), lebih tepat apabila dilaksanakan dengan
system intensif, hal ini disebabkan itik peking (peking duck) merupakan itik
ras pedaging yang mempunyai kemampuan kecepatan pertumbuhan dalam waktu yang
relatif singkat, di mana dalam kurun waktu pemeliharaan kurang dari 2 (dua)
bulan berat badannya sudah bisa mencapai di atas 3 kg dengan kondisi makanan
yang baik dan itik sudah siap dijual sebagai itik pedaging, dengan kualitas
daging yang prima.
Dalam
usaha budi daya itik peking (peking duck) ini dikenal beberapa tahapan
pemeliharaan, terutama untuk usaha budidaya pembibitan sedangkan untuk budi
daya penggemukan (penghasil daging) hanya dikenal 1 (satu) tahapan
pemeliharaan.
Tahapan
Pemeliharaan Pembibitan :
A.
Pemeliharaan anak (masa starter)
Pemeliharaan
anak/masa starter dimulai pada saat itik peking (peking duck) berumur 1 hari
sampai umur 60 hari, di mana anak-anak itik dipelihara dalam kandang khusus
yaitu untuk kandang anak dengan memakai pemanas/induk buatan dalam rangka
menghangatkan tubuh dari anak itik tersebut, hal ini disebabkan pada umur 1-14
hari anak itik tidak tahan dengan cuaca dingin karena belum dilengkapi dengan
bulu yang sempurna untuk menahan dingin, sehingga perlu adanya bantuan induk
buatan sebagai penghangat tubuh, serta anak itik diberi makan khusus yaitu
pakan anak yang mempunyai kandungan protein sekitar 19 - 21% kadar protein dan
lebih dikenal dengan pakan “starter”. Setelah umur 14 hari anak itik tersebut
sudah mampu untuk menahan hawa dingin sehingga tidak perlu lagi dibantu dengan
induk buatan (pemanas), di kandang ini bisa dipelihara sampai umur 60 hari bagi
pemeliharaan pembibitan, selanjutnya setelah umur di atas 60 hari dipindahkan
ke kandang masa pertumbuhan (grower). Untuk pemeliharaan anak ini bisa dalam
bentuk postal ataupun menggunakan kandang box, untuk kandang box biasanya
dilakukan pada umur 1 - 14 hari sedangkan dari umur 15 - 60 hari dilaksanakan
pada kandang postal karena badan itik sudah mulai besar. Kapasitas kandang pada
periode ini yaitu 10 - 15 ekor/m2.
B.
Pemeliharaan masa pertumbuhan (periode grower)
Periode
pemeliharaan itik peking pada masa pertumbuhan/masa grower, perlu diperhatikan
ternak yang dipelihara, karena pada masa ini yang banyak dipelihara adalah itik
peking (peking duck) betina sebagai calon bibit pengganti /replacement stock
atau persediaan bibit dan juga itik peking jantan yang berfungsi sebagai
pejantan pengganti. Untuk mempersiapkan peremajaan bibit, maka perlu
dipersiapkan bibit pengganti yang mempunyai kelebihan atau keunggulan tertentu
sebagai bibit pengganti, baik jantan maupun betina dengan sex ratio 1 : 4 ( 1
jantan 4 betina). Pada periode ini itik yang dipelihara berumur antara 61 hari
sampai dengan 150 hari, sedangkan kapasitas kandang pada masa ini sekitar 6 - 8
ekor/m2.
C.
Pemeliharaan peking duck layer/periode bertelur
Itik
peking/peking duck yang sudah berumur 5 bulan atau lebih baik jantan maupun
betina dikategorikan sebagai itik layer karena pada saat ini kondisi itik sudah
bersiap-siap untuk memproduksi telur, ada yang mulai umur 5,5 bulan atau 6
bulan tetapi secara umum mulai bertelur normal pada umur 6 bulan. Itik-itik
tersebut ditempatkan pada kandang khusus, yaitu kandang itik dewasa , kandang
itik ini dilengkapi dengan tempat bertelur serta kandang umbaran atau lapangan
tempat bermain yang dilengkapi dengan kolam/saluran air yang berfungsi untuk
mandi itik dan mendinginkan tubuh pada saat siang hari dengan sex ratio sekitar
1 : 4 ( 1 jantan banding 4 betina). Ternak-ternak ini berfungsi sebagai bibit
penghasil telur yang siap untuk ditetaskan sebagai sumber dod yang dipasarkan
untuk bakalan pemeliharaan itik peking. Kapasitas dikandang dewasa sekitar 3 -
5 ekor/m2.
Tahap
Pemeliharaan Penggemukan
Untuk
pemeliharaan itik peking/peking duck dengan tujuan penggemukan hanya
dilaksanakan dalam 1 (satu) masa pemeliharaan yaitu dari itik berumur 1 (satu)
hari sampai itik peking tersebut siap dijual. Dengan makanan dan pemeliharaan
yang baik ,berat badan itik peking yaitu mencapai sekitar 3,3 kg selama
pemeliharaan kurang lebih 55- 60 hari yaitu mulai umur 1 hari sampai umur 55
hari. Pada umumnya itik-itik yang dipelihara untuk tujuan ini adalah itik
peking yang jantan, tetapi yang betinanya pun mempunyai kemampuan yang sama
dengan yang jantan hanya berbeda sedikit saja dalam hal berat.
Kalau
kita bandingkan antara waktu pemeliharaan dengan hasil produksi daging yang dihasilkan
antara itik peking/peking duck dengan ayam ras pedaging akan lebih unggul itik
peking, di mana untuk itik peking dengan waktu pemeliharaan sekitar 53 - 55
hari bisa menghasilkan daging berat hidup sekitar 3,3 kg, sedangkan untuk ayam
ras pedaging dengan jangka waktu pemeliharaan sekitar 32- 35 hari menghasilkan
daging berat hidup sekitar 1,2 - 1,5 kg, sehingga apabila kita bandingkan
dengan waktu yang sama maka akan diperoleh berat daging itik peking melebihi
berat dari pada ayam ras pedaging. Silahkan buktikan!
Sistem
Perkandangan
Sistem
perkandangan dalam budi daya itik peking/peking duck bisa dikenal 3 tipe
kandang diantaranya :
1.
Tipe kandang battery
Dalam
tipe kandang ini, ternak dikandangkan satu persatu dalam satu kotak dengan
ukuran yang hanya cukup untuk 1 ekor itik peking/peking duck dewasa, dengan
ukuran kandang panjang x lebar x tinggi (45 x 45 x 35 cm). Dengan tipe kandang
ini biaya untuk kandang relatif lebih tinggi apabila dibandingkan dengan tipe
kandang yang lain. Dengan tipe kandang battery ini, maka sistem perkawinannya
harus menggunakan kawin buatan (insiminasi buatan) yang dilakukan oleh tenaga
manusia yang ahli dalam insiminasi buatan dengan istilah inseminator. Pada tipe
kandang ini kondisi ternak maupun produksi telur dari pada itik peking/peking
duck bisa terkontrol secara satu persatu, apakah produktivitasnya tinggi atau
rendah, begitu juga dalam pengontrolan penyakitnya akan lebih mudah terkontrol.
2.
Tipe kandang postal
Dalam
usaha ternak itik yang menggunakan tipe kandang postal, di mana ternak-ternak
peliharaan ditempatkan dalam satu ruangan besar dengan jumlah ternak tertentu,
di mana pemberian makan dan minuman ditempatkan di dalam ruangan kandang,
sehingga ternak itik yang dipelihara selalu berada di dalam ruangan, biasanya
tipe ini dalam pemeliharaan itik hanya digunakan untuk itik starter dan
grower/masa pertumbuhan tetapi adakalanya digunakan untuk itik periode layer.
Kapasitas itik untuk tipe kandang postal ini tergantung dari pada jenis itik
yang dipelihara apakah jenis itik starter atau itik grower, untuk umur itik
periode starter kapasitas kandang yang digunakan yaitu sekitar 10 - 15 ekor/m2,
sedangkan apabila digunakan untuk preiode grower yaitu sekitar 6 - 8 ekor/m2,
seandainya digunakan untuk periode layer kapasitas kandang sekitar 3 - 5 ekor/m2.
3.
Tipe kandang ranch
Tipe
kandang ranch ini merupakan pengembangan dari tipe kandang postal, di mana
dalam kandang tipe ranch ini selain ada ruangan tempat ternak juga di bagian
luar/di halaman depannya disediakan halaman tempat bermain yang biasa dikenal
dengan nama kandang umbaran yang dilengkapi dengan saluran air atau kolam, yang
berfungsi untuk mandi/membersihkan kotoran yang menempel di badannya serta
berfungsi pula untuk mendinginkan tubuh di waktu siang hari, hal ini disebabkan
itik peking merupakan jenis unggas yang tidak tahan terhadap panas, sehingga
harus disediakan air untuk pendingin tubuhnya. Tipe kandang ini lebih cocok
untuk pemeliharaan ternak unggas air dengan cara pemeliharaan yang intensif.
Kontribusi
pakan memang hanya sekitar 30% dalam keberhasilan usaha ternak, akan tetapi
salah dalam menerapkannya juga tidak sedikit kerugian yang akan diderita.
Pernah suatu ketika datang pertanyaan pada kami untuk komposisi pakan itik
petelur yang hanya di beri dedak jumlah sekitar 4 kg dan ikan/kepala ikan
dengan jumlah sedikit (0.5 kg). Kami rasa para pembaca sudah bisa menebak,
bagaimana produksi telur yang akan dihasilkan itik tersebut. Untuk itu mungkin
perlu kami tampilkan berbagai formulasi pakan ternak itik yang berhasil kami
himpun dari berbagai sumber (buku, hasil penelitian, dan komunikasi langsung
dengan peternak). Semoga hal ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua dan
kami juga mempunyai harapan kepada pembaca semua yang mempunyai pengalaman di
bidang formulasi pakan itik untuk berbagi pengalaman di sini. Semoga dengan
berbagi pengalaman (ilmu) dan orang lain mendapatkan manfaat dari pengalaman
kita, kiranya hal itu dicatat oleh Allah swt sebagai amal kebaikan dan berhak
untuk mendapatkan pahala di sisinya. Aamiin…
Formulasi
pakan itik untuk masa grower (umur 2-5 bl) :
Jumlah
pemberian 88 - 120 gram/ekor/hari sesuai tingkatan umur. Sebagai patokan adalah
jumlah Protein Kasar (PK) 16-20%, dan Energi Metabolis (EM) 2900 Kkal/kg.
1.
Jagung 20%, dedak 20%, menir 15%,
kedelai 15%, bungkil kelapa 5%, tepung ikan 10%, tepung darah 10% dan tepung
tulang 5%
2.
Jagung atau dedak atau menir 50%, kacang
tanah, bungkil kelapa atau kacang kedelai 15%, cacahan ikan teri atau bekicot
25%, mineral 5%, dan sisanya adalah campuran vit B12, premix dan daun singkong
3.
Jagung giling 45%, bekatul 15%, bungkil
kelapa 5%, kedelai 15%, tepung daun lamtoro 5%, tepung ikan 10% rumput kering
2%, tepung kerang 2%, tepung tulang 1% dan sedikir garam
4.
Jagung 20%, konsentrat 10%, bekatul 60%,
dan eceng gondok 10%
Formulasi
pakan itik untuk layer (5 bl ke atas) :
Jumlah
pemberian minimal 150 gram/ekor/hari, tidak lupa untuk memberikan hijauan segar
dan mineral. Sebagai patokan adalah jumlah Protein Kasar (PK) 15-18% dan Energi
Metabolis (EM) 2900 Kkal/kg.
1.
Bekatul 15%, beras merah 30%, jagung
giling 10% kacang hijau giling 12%, tepung ikan 20%, kedelai giling 3%, bungkil
kelapa 5% tepung tulang 4,5% dan garam 0,5%
2.
Bekatul 6 kg, konsentrat itik layer 3
kg, dan jagung 6 kg
3.
Bekatul 6 kg, konsentrat itik layer 1,5
kg, ketam cincang 1,5-2 kg, dan jagung giling 6 kg
4.
Dedak kasar 25%, jagung giling 25%,
kacang kedelai giling 15%, bekicot cincang 15%, tepung ikan 10%, garam 5% dan
tepung daun singkong 5%
5.
Bekatul 5 kg, nasi kering 7 kg, ece 1
kg, cacahan ikan pirik 15 kg
6.
Bekatul 2,6 kg, bekatul 8,3 kg, dan ikan
pirik giling 10,6 kg
7.
Bekatul 6 kg, nasi kering 6 kg,
konsentrat itik layer 4 kg, ikan kecil 12 kg
8.
Bekatul 6 kg, menir 6 kg, ikan rucah 8
kg
9.
Bekatul 4.8-5 kg, menir 4 kg, konsentrat
itik layer 3 kg dan ikan rucah 2 kg
10.
Bekatul/dedak dan konsentrat itik layer
dengan perbandingan (6:1)
11.
Nasi kering : jagung : konsentrat itik
layer dengan perbandingan (4:1:1)
12.
Bekatul : konsetrat itik layer dengan
perbandingan (4:1)
13.
Konsentrat itik layer : konsentrat ayam
petelur : dedak dengan perbandingan (2:5:8)
14.
Konsentrat itik layer 60%, jagung 15%,
kremis 15%, dan eceng gondok 10%
15.
Bekatul 60%, jagung 20%, dan konsentrat
itik layer 20%
16.
Bekatul 2.5 kg, konsetrat itik layer 1,5
kg, gandum 8 kg, dan hijauan 0.7-1 kg
Perlu
diketahui bersama bahwa kestabilan dan produktivitas itik sangat ditentukan
oleh ketepatan dalam pemberian jumlah pakan yang meliputi kandungan nutrisi dan
kualitas pakan. Tidak ada salahnya untuk mencoba salah satu komposisi di atas,
asal ketersediaan pakan dan harganya pun murah di sekitar lokasi kita. Atau
anda punya komposisi pakan tersendiri dan mau berbagi dengan peternak lainnya?
Kirimkan komposisi formulasi pakan itik petelur anda pada kami dan insyaallah
kami pun akan memuatnya di sini. Mari berbagi dan jalin kebersamaan tuk meraih
kesuksesan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar