Tips
dan Cara Bagaimana Menetaskan (Penetasan) Telur Bebek/Itik
15.06 Eko
Kurniawan
Berikut cara
dan tips bagaimana menetaskan telur itik atau bebek. Sebenarnya tata cara penetasan telur itik hampir sama
dengan tata cara penetasan telur ayam. Perbedaan yang mencolok hanyalah
masalah waktu atau lama hari penetasan. Telur itik membutuhkan waktu
sekitar 28 hari sedangkan telur ayam hanya butuh waktu sekitar 21 hari.Berikut
akan kami sajikan pengetahuan kami perihal tata cara penetasan telur itik
meskipun kami bukanlah yang terbaik dalam hal ini. Mudah-mudahan yang kami
berikan ini membawa manfaat bagi kita semua.
Persiapan telur.
1.
Memilih atau menyeleksi telur tetas sesuai dengan kriteria telur
tetas yang baik
2. Telur yang kulitnya terlalu kotor perlu dibersihkan, akan tetapi
perlu ke hati-hatian dalam membersihkan kulit telur jangan sampai lapisan kulit
ikut hilang
3.
Pisahkan telur retak, kerabang tebal/tipis
Persiapan
mesin tetas
1. Fumigasi mesin tetas telah dilakukan satu hari sebelum mesin
dipakai meskipun mesin tersebut baru dibeli. caranya adalah dengan menggunakan
KMNO4 dan formalin. Masukkan wadah pada mesin tetas. Tuang KMNO4 pada wadah
setelah itu campur dengan formalin. Setelah itu tutup mesin tetas dan lubang
ventilasi. Fumigasi berlangsung selama 30 menit atau 1 jam. Telur jangan
dimasukkan dulu. Takaran untuk formalin 2 kali lipat dari KMNO4
2. Hubungkan mesin tetas dengan catu daya listrik dan tunggu sampai
suhu mencapaikestabilan pada suhu 37-38°C. Pemanasan mesin tetas dilakukan
minimal 3 jam sebelum telur dimasukkan ke dalam mesin tetas
3.
Cek dengan seksama cara kerja thermostat, pitingan
lampu dan yang lainnya
4.
Sediakan cadangan bola lampu (dop) atau lampu templok (minyak
tanah)
Setelah segala
sesuatunya telah siap maka saatlah kita masuk ke tahap proses penetasan telur
yang sebenarnya. Adapun urutan kerja selama proses penetasan telur itik
adalah sebagai berikut :
Hari ke-1
·
Masukkan telur ke dalam mesin tetas dengan posisi miring atau
tegak (bagian tumpul di atas). Telur bisa langsung begitu saja dimasukkan ke
dalam mesin atau melalui proses prewarming terlebih dahulu yaitu dibilas secra
merata dengan air hangat.
·
Ventilasi ditutup rapat
·
Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C)
Hari ke-2
·
Ventilasi dibiarkan tertutup sampai hari ke-3
·
Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C)
Hari ke-3
·
Pembalikan telur harian bisa dimulai pada hari ini atau masuk hari
hari ke-4. Disarankan pembalikan telur minimal 3x dalam sehari-semalam (jika
memungkinkan dipakai rentang waktu setiap 8 jam. Misalkan pagi pukul 05.00,
siang pukul 13.00, dan malam pukul 21.00.
· Bersamaan dengan itu bisa dilakukan peneropongan
telur kalau sudah memungkinkan karena ketelitian seseorang
berbeda-beda. Telur yang berembrio ditandakan dengan bintik hitam seperti mata
yang ikut bergoyang ketika telur digerakkan dan disekitarnya ada
serabut-serabut kecil. Kalau telur tidak menandakan tersebut dikeluarkan saja
dam masih layak untuk dikonsumsi. Peneropongan telur dilaukan ditempat yang
gelap argar bayangan telur nampak lebih jelas.
·
Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C) dan lakukan penambahan air pada
bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.
Hari ke-4
·
Pembalikan telur harian sesuai jadwal hari ke-3
·
Lubang ventilasi mulai dibuka ¼ bagian
·
Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C)
Hari ke-5
·
Pembalikan telur harian
·
Ventilasi dibuka ½ bagian
·
Kontrol suhu antara (37.8-38,8°C)
Hari ke-6
·
Pembalikan telur harian
·
Ventilasi dibuka ¾ bagian
·
Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C) dan lakukan penambahan air pada
bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.
Hari ke-7
·
Pembalikan telur harian
· Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui
perkembangan embrio (hidup atau mati). Embrio mati mati ditandakan dengan
bercak darah atau lapisan darah pada salah satu sisi kerabang telur sedang
embrio yang berkembang serabut yang menyerupai sarang laba-laba semakin jelas
·
Ventilasi dibuka seluruhnya
Hari ke-8
sampai ke-13
·
Pembalikan telur harian
·
Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C) dan lakukan penambahan air pada
bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.
Hari ke-14
·
Pembalikan telur harian
· Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui
embrio yang tetap hidup atau sudah mati. Telur fertile membentuk gambaran mulai
gelap dengan rongga udara yang terlihat jelas
Hari ke 15
sampai ke-20
·
Pembalikan telur harian
·
Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C) dan lakukan penambahan air pada
bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.
Hari ke-21
·
Pembalikan telur harian
· Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui
embrio yang tetap hidup dan mati. Embrio mati ditandakan dengan bocornya
lapisan rongga udara sehingga telur terlihat hitam semua
·
Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C) dan tambahkan air ke dalam bak
Hari ke-22
sampai ke-25
·
Pembalikan telur harian
·
Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C) dan tambahkan air ke dalam
bak
Hari ke-26
sampai ke-27
·
Pembalikan telur dihentikan
·
Kontrol kelembaban, lakukan penyemprotan jika diperlukan (dengan
semburan yang paling halus)
·
Biasanya ada telur yang sudah mulai menetas di malam hari
Hari ke-28
·
Telur-telur sudah banyak yang menetas
·
Keluarkan cangkang telur dari rak agar space atau ruangan lebih
longgar
·
Keluarkan anak itik yang baru menetas setelah bulunya setengah
kering atau kering seluruhnya
·
Proses menetas biasanya berlangsung hingga hari ke-29
·
Dan setelah semuanya selesai mesin tetas bisa dibersihkan dan
difumigasi kembali untuk persiapan proses penetasan berikutnya.
·
Catatan tambahan : hendaklah melakukan pendinginan telur minimal 2
kali sehari karena kalau melihat prilaku unggas yang mengerami telurnya maka
dia akan meninggalkan telur untuk berenang beberapa saat kemudian masuk ke
tempat pengeraman kembali dan begitu seterusnya dan kalau diperhatikan hal
tersebut kadang dilakukan setiap hari.
MENETASKAN
TELUR AYAM
Semua
Incubator yang digunakan harus diletakkan dalam satu ruang khusus yang terlindungi
dari perubahan suhu dan kelembaban udara secara drastis, ruangan juga harus
dilengkapi dengan ventilasi udara yang cukup. Hal tersebut dimaksudkan
untuk pengontrolan yang lebih baik terhadap suhu dan kelembaban udara di dalam
ruang mesin tetas. Kebersihan di dalam ruangan, mesin incubator baik luar dan
dalamnya termasuk sanitasinya harus diperhatikan dengan seksama. Mesin
incubator harus dicoba dahulu setidaknya 1 – 2 jam dan di kontrol suhu dan
kelembabannya sebelum digunakan. Hal ini untuk melihat apakan semua system
telah berjalan.
Temperatur
Standar untuk suhu dalam incubator
“penetasan” tipe forced air adalah untuk jenis forced-air incubators
dan untuk type still-air incubators. Suhu pada incubator penetas
(hatching) di set lebih rendah dibandingkan dengan incubator “pengeram”
selama 3 hari sebelum penetasan.
________________________________________
Keterangan Ayam
Periode Incubator (Hari) 21
Temperatur 100
Humidity 65-70
Tidak ada pemutaran telur Hari ke 18th
Buka Vents tambah ¼ hari ke 10th
Buka Vents (jika diperlukan) hari ke 18th
________________________________________
________________________________________
Keterangan Ayam
Periode Incubator (Hari) 21
Temperatur 100
Humidity 65-70
Tidak ada pemutaran telur Hari ke 18th
Buka Vents tambah ¼ hari ke 10th
Buka Vents (jika diperlukan) hari ke 18th
________________________________________
Sedangkan
untuk tipe still air, posisi termometer adalah sejajar atau rata dengan tinggi
bagian atas telur atau sekitar 5 cm dari dasar telur. Termometer haruslah tidak
diletakkan diatas telur atau diluar bidang penetasan tetapi bersebelahan
dengannya. Selain itu, mesin incubator juga harus tertutup rapat untuk
menghindari hilang panas atau kelembaban udaranya.
Fluktuasi temperatur sebanyak 1 derajat atau kurang tidak menjadi masalah tetapi pengontrolan Temperature secara berkala amat diperlukan untuk menjaga agar suhu tidak ketinggian atau kerendahan dari standart tersebut. Sebagai catatan : suhu sekitar . untuk 30 menit dapat mematikan embrio didalam telur sedangkan suhu penetasan pada untuk 3 sampai 4 jam akan memperlambat perkembangan embrio didalam telur.Kelembaban Udara (Humidity)
Pengontrolan kelembaban udara harus dilakukan dengan teliti. Hal ini diperlukan untuk menjaga hilangnya air dari dalam telur secara berlebihan. Pengukuran dapat dilakukan dengan hygrometer ataupsychrometer. Psychrometer atau termometer bola basah (wet bulb) menunjukkan derajat kelembaban udara dan dapat dibaca berdasarkan tabel dibawah ini:
Fluktuasi temperatur sebanyak 1 derajat atau kurang tidak menjadi masalah tetapi pengontrolan Temperature secara berkala amat diperlukan untuk menjaga agar suhu tidak ketinggian atau kerendahan dari standart tersebut. Sebagai catatan : suhu sekitar . untuk 30 menit dapat mematikan embrio didalam telur sedangkan suhu penetasan pada untuk 3 sampai 4 jam akan memperlambat perkembangan embrio didalam telur.Kelembaban Udara (Humidity)
Pengontrolan kelembaban udara harus dilakukan dengan teliti. Hal ini diperlukan untuk menjaga hilangnya air dari dalam telur secara berlebihan. Pengukuran dapat dilakukan dengan hygrometer ataupsychrometer. Psychrometer atau termometer bola basah (wet bulb) menunjukkan derajat kelembaban udara dan dapat dibaca berdasarkan tabel dibawah ini:
___________________________________________________________________
Pembacaan temperatur system bola basah (wet Bulb ) untuk incubator
Temperatur,
Rel. Humidity 99 100 101 102
45% 80.5 81.3 82.2 83.0
50% 82.5 83.3 84.2 85.0
55% 84.5 85.3 86.2 87.0
60% 86.5 87.3 88.2 89.0
65% 88.0 89.0 90.0 91.0
70% 89.7 90.7 91.7 92.7
___________________________________________________________________
Pembacaan temperatur system bola basah (wet Bulb ) untuk incubator
Temperatur,
Rel. Humidity 99 100 101 102
45% 80.5 81.3 82.2 83.0
50% 82.5 83.3 84.2 85.0
55% 84.5 85.3 86.2 87.0
60% 86.5 87.3 88.2 89.0
65% 88.0 89.0 90.0 91.0
70% 89.7 90.7 91.7 92.7
___________________________________________________________________
Kelembaban
relatif (relatif humidity) untuk mesin incubator “penetas” atau periode 18 hari
pertama harus dijaga pada 50 – 55 % atau – dengan wet
bulb. Dan 3 hari setelahnya (21 hari dikurangi 3 hari) atau pada hari ke 19 –
21 sebelum penetasan, kelembaban udara harus dinaikkan
menjadi - atau - .
Pada saat 3
hari menjelang penetasan dapat dikatakan kita harus lepas tangan “hand-off”
karena pada saat ini tidak diperlukan campur tangan manusia sama sekali selain
menunggu proses penetasan berjalan sampai selesai dengan sendirinya. Incubator
tidak boleh dibuka karena dapat menyebabkan kehilangan kelembaban udara yang
amat diperlukan dalam penetasan. Kehilangan kelembaban dapat mencegah keringnya
membran pada kulit telur pada saat penetasan (hatching).
Kelembaban
yang rendah menyebabkan anak ayam sulit memecah kulit telur karena lapisannya
menjadi keras dan berakibat anak ayam melekat / lengket di selaput bagian dalam
telur dan mati. Akan tetapi kelembaban yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
anak ayam didalam telur juga sulit untuk memecah kulit telur atau kalaupun
kulit telur dapat dipecahkan maka anak ayam tetap berada didalam telur dan
dapat mati tenggelam dalam cairan dalam telur itu sendiri.
Pada incubator
penetas “hatching”, kelembaban udara bisa diatur dengan memberikan nampan
berisi air dan bila perlu ditambahkan busa / sponse untuk meningkatkan
kelembaban udara. Sedangkan pada tipe still-air maka menaikkan kelembaban
dengan cara menambah nampan air dibawah tempat penetasan atau pada prinsipnya,
menaikkan kelembaban dapat dicapai dengan menambah penampang permukaan airnya.
Adapun cara
yang sempurna untuk menentukan kelembaban udara adalah dengan memperhatikan
ukuran kantong udara didalam telur bagian atas atau bagian tumpulnya seperti
gambar dibawah ini dengan menggunakan teropong telur. Kelembaban dapat diatur
setelah peneropongan telur pada hari ke 7, 14, dan 18 pada masa
penetasan.Ventilasi
Ventilasi yang cukup adalah penting untuk diperhatikan mengingat didalam telur ada embrio yang juga bernafas dalam perkembangannya dan memerlukan O2 dan membuang CO2. Dalam operasi mesin penetas, lebar lubang bukaan ventilasi harus diatur agar cukup ada sirkulasi udara dan dengan memperhatikan penurunan tingkat kelembaban udaranya.
Ventilasi yang cukup adalah penting untuk diperhatikan mengingat didalam telur ada embrio yang juga bernafas dalam perkembangannya dan memerlukan O2 dan membuang CO2. Dalam operasi mesin penetas, lebar lubang bukaan ventilasi harus diatur agar cukup ada sirkulasi udara dan dengan memperhatikan penurunan tingkat kelembaban udaranya.
Pada incubator
tipe still-air, buatan Cemani maka bukaan ventilasi ada di bagian atasnya yang
dapat diatur untuk mengeluarkan udara bersamaan degan pergerakan udara panas
yang ada didalamnya sedangkan sirkulasi udara masuk sudah cukup dari lubang
lubang yang ada dibagian bawah dan samping incubator tersebut.
Pada incubator
jenis forced-air incubator, jika terjadi lampu mati atau PLN off maka ventilasi
harus dibuka lebih lebar dan bila perlu sesekali di buka pintunya agar terjadi
pertukaran udara segar dan tetap diusahakan suhu ruangan berada pada kisaran
75oF atau lebih. Sedangkan pada incubator tipe still-air ventilasi dibiarkan
terbuka ¼ atau ½ (tidak berubah atau lebih ditutup) agar panas dan kelembaban
tidak terlalu terpengaruh.Pemutaran Telur
Pada incubator
tipe forced-air seperti kami miliki, telur telur diletakkan pada tray tray pada
tempatnya dengan unjung tajam telur menghadap kebawah. Pemutaran dilakukan
secara manual dengan menarik dan menekan tuas untuk memindahkan posisi tray
didalam mesin incubator agar terjadi sudut 30 – 45 derajat untuk tiap tiap
waktu yang ditetapkan secara berkesinambungan dan bergantian sudutnya.
Pemutaran
telur sedikitnya adalah 3 kali sehari atau 5 kali sudah lebih dari baik untuk
mencegahembrio telur melekat pada selaput membran bagian dalam telur. Oleh
sebab itu jangan pernah membiarkan telur tetas tidak dibalik atau diputar
posisinya dalam 1 hari pada masa penetasan telur. Pemutaran telur tersebut
dilakukan dalam 18 hari pertama penetasan. Tetapi JANGAN membalik telur sama
sekali pada 3 hari terakhir menjelang telur menetas. Pada saat itu telur tidak
boleh diusik karena embrio dalam telur atau anak ayam yang akan menetas
tersebut sedang bergerak pada posisi penetasannya.
Pada incubator tipe still-air, pemutaran dilakukan secara manual dengan ketentuan seperti diatas. Biasanya untuk mempermudah dalam mengetahui posisi terakhir telur pada saat di putar maka telur tetas diberi tanda “O” pada satu sisis dan “X”. pada sisi lainnya,. Selanjutnya putar telur menurut waktu dan tanda secara bergantian dan secara berhati hati terutama 1 minggu pertama dalam incubator.
Pada incubator tipe still-air, pemutaran dilakukan secara manual dengan ketentuan seperti diatas. Biasanya untuk mempermudah dalam mengetahui posisi terakhir telur pada saat di putar maka telur tetas diberi tanda “O” pada satu sisis dan “X”. pada sisi lainnya,. Selanjutnya putar telur menurut waktu dan tanda secara bergantian dan secara berhati hati terutama 1 minggu pertama dalam incubator.
Ada baiknya
juga menuliskan tanggal pada telur menggunakan pinsil untuk menandai beberapa
hal seperti: dari kandang mana, jenis ayam, kapan bertelur, kapan dimasukkan
incubator. Hal ini untuk mengetahui kapan telur nantinya akan menetas dan
menentukan waktu peneropongan untuk penentuan fertilitas, kantong udara dan
penentuan pemindahan telur sebelum menetas (- 3 hari).
Biasanya anak
ayam (DOC) akan mulai menetas pada usia penetasan ke 20 dan 21 hari pada
keadaan mesin penetasan yang bekerja normal dan sesuai prosedur. Anak ayam yang
menetas setelah waktu itu atau setelah hari ke 22 biasanya tidak sehat atau lemah.
Setelah menetas, anak ayam dibiarkan beberapa jam didalam mesin incubator sampai kering sempurna. Hal ini dapat dilihat dengan telah lepasnya bulu bulu halus yang menyertai anak ayam waktu menetas dan berganti dengan bulu lembut yang menutupi sempurna seluruh tubuh anak ayam tersebut.
Setelah menetas, anak ayam dibiarkan beberapa jam didalam mesin incubator sampai kering sempurna. Hal ini dapat dilihat dengan telah lepasnya bulu bulu halus yang menyertai anak ayam waktu menetas dan berganti dengan bulu lembut yang menutupi sempurna seluruh tubuh anak ayam tersebut.
Selanjutnya
anak anak ayam tersebut dipindah ke tempat lain (missal : chickguard atau
kandang box) dengan diberikan makanan dan minuman. Makanan cukup diberikan
dilantai kandang atau pada nampan yang rendah dengan jenis butiran halus agar
anak ayam dapat mulai belajar makan. Minuman yang diberikan dapat ditambahkan
vitamin seperti amylit dan vitachick. Khusus tempat minum, sebaiknya diberikan
gundu atau kerikil kerikil kecil agar anak ayam tidak sampai tenggelam didalamnya.
Sedangkan
untuk mesin incubatornya dapat dimatikan dan dibersihkan dari bulu bulu halus,
pecahan pecahan kulit telur atau lainnya serta disemprot dengan bahan
desinfektan atau dilakukan prosedur fumigasi. Sanitasi yang baik untuk mesin
incubator penting untuk menjamin kebersihan dari bibit bibit penyakit.
Pengetesan Fertilitas Telur
Pengetesan
fertilitas telur adalah suatu hal yang perlu dilakukan. Hal ini terutama
diperlukan untuk menentukan jumlah telur yang fertile untuk terus ditetaskan
sedangkan yang tidak fertile atau tidak bertunas harus disingkirkan karena
tidak berguna dalam proses penetasan dan bahkan Cuma buang buang tenaga dan
tempat saja. Padahal tempat yang ada dapat dimanfaatkan untuk telur telur
fertile yang lain atau yang baru akan ditetaskan.
Tes fertilitas semacam ini tidak akan mempengaruhi perkembangan embrio telur, malah sebaliknya kita akan tahu seberapa normal perkembangan embrio didalam telur tersebut telah berkembang atau bertunas. Tatapi tetap sebagai hal yang terpenting dalam proses ini adalah mengetahui seberapa banyak telur yang fertile dan dapat menentukan langkah langkah yang diperlukan untuk telur yang tidak fertile terutama jika telur telur tersebut diberikan coretan / tulisan mengenai asal telur dan tanggal di telurkan oleh sang ayam maupun informasi asal kandangnya.
Tes fertilitas semacam ini tidak akan mempengaruhi perkembangan embrio telur, malah sebaliknya kita akan tahu seberapa normal perkembangan embrio didalam telur tersebut telah berkembang atau bertunas. Tatapi tetap sebagai hal yang terpenting dalam proses ini adalah mengetahui seberapa banyak telur yang fertile dan dapat menentukan langkah langkah yang diperlukan untuk telur yang tidak fertile terutama jika telur telur tersebut diberikan coretan / tulisan mengenai asal telur dan tanggal di telurkan oleh sang ayam maupun informasi asal kandangnya.
Ada beberapa
istilah untuk alat melihat fertilitas telur disebut teropong telur atau tester
atau candler. Alat ini mudah dibuat dengan cara menempatkan bohlam lampu dalam
sebuah kotak atau silender yang dapat terbuat dari segala macam jenis baik kayu
ataupun pralon 3 inch seperti pada gambar.
Cara
membuatnya adalah dengan memotong pralon 3 inch sepanjang 20 cm dan menutup
kedua ujungnya dengan kayu yang dibuat melingkar mengikuti pralon dan kemudian
di mur. Bagian dalam diberikan fitting lampu dan sebuah bohlam lampu yang cukup
terang (missal : 40 watt) dan satu ujung bagian atasnya pada bagian tengahnya
diberikan lubang sebesar 2/5 besar diameter telur rata rata atau sekitar 2 cm.
Penggunaannya
adalah dengan menyalakan bohlam lampu dan melalui lubang yang ada (pada bagian
atasnya) diletakkan telur yang akan dilihat dengan cara menempelkan bagian
bawah telur (bagian yang lebih tajam dari telur) ke lubang dan melihat
perkembangan yang ada di dalam telur. Cara yang paling baik adalah dengan
menggunakan alat ini pada ruangan yang gelap sehingga bagian dalam telur yang
terkena bias cahaya lampu dapat lebih jelas terlihat.
Telur biasanya di test setelah 5 – 7 hari setelah di tempatkan dalam incubator. Telur dengan kulit yang putih seperti telur ayam kampung akan lebih mudah dilihat daripada telur negri atau yang warna kulitnya cokalat atau warna lainnya.
Telur biasanya di test setelah 5 – 7 hari setelah di tempatkan dalam incubator. Telur dengan kulit yang putih seperti telur ayam kampung akan lebih mudah dilihat daripada telur negri atau yang warna kulitnya cokalat atau warna lainnya.
Pada saat test
fertilitas, maka hanya telur yang ada bintik hitam dan jalur jalur darah yang
halus yang akan terus di tetaskan. Tetapi singkirkan telur telur yang ada pita
darahnya, tidak ada perubahan (tetap tidak ada perkembangan), ada blok
kehitaman karena mati atau seperti contoh pada gambar berikut: Apabila karena
kurang pengalaman atau karena ragu ragu seperti missal menurut pengalaman kami
perkembangan embrio kadang tidak terlihat jelas di bagian pinggir telur karena
perkembangannya ada di tengah telur. Keadaan ini akan tampak seakan akan
telur tidak berkembang tetpi nyatanya berkembang dengan baik.
Dalam kasus tersebut maka hal yang bijaksana adalah dengan mengembalikan telur telur tersebut kedalam incubator dan test kembali pada hari ke 10 atau 14 misalnya. Jika ternyata berkembang maka telur terus di tetaskan tetapi bila tidak maka harus dibuang.
Dalam kasus tersebut maka hal yang bijaksana adalah dengan mengembalikan telur telur tersebut kedalam incubator dan test kembali pada hari ke 10 atau 14 misalnya. Jika ternyata berkembang maka telur terus di tetaskan tetapi bila tidak maka harus dibuang.
Hari ke-1
Perlakuan
penetasan telur puyuh hari 1:
·
Suhu
mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98o - 100o F
·
Posisi
telur datar jangan dibolak-balik
·
Lubang
ventilasi ditutup rapat
·
Isi
air pada bak/nampan tempat air
Hari ke-2
·
Perlakuan
sama seperti hari ke-1
Hari ke-3
·
Perlakuan
sama seperti hari ke-2
Hari ke-4
Perlakuan
penetasan telur puyuh hari 4:
·
Suhu
mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98o - 100o F
·
Posisi
telur diputar (jika mesin tetas menggunakan sistem rak putar atau di balik
manual jika mesin tetas menggunakan rak biasa) paling sedikit sehari 2 kali
pagi dan sore.
·
Cek
ketersediaan air di bak/nampan tempat air
·
Lubang
ventilasi dibuka 1/2 bagian
Hari ke-5
Perlakuan sama seperti
hari ke-4
·
Lakukan
Peneropongan telur (Candling) dengan mengambil sampel 10 telur untuk mengetahui
dan memastikan bahwa telur-telur yang kita tetaskan ada benihnya (fertile),
jika dari 3-5 telur sudah dapat dipastikan fertile maka Insya Allah telur-telur
lainnya mayoritas juga demikian.
·
Lubang
ventilasi dibuka seluruhnya
·
Peneropongan
(candling)telur puyuh pada hari ke-5
Hari ke-6
·
Perlakuan
sama seperti hari ke-5
·
Cek
ketersediaan air di bak/nampan tempat air
Hari ke-7
·
Perlakuan
sama seperti hari ke-6
Hari ke-8
·
Perlakuan
sama seperti hari ke-7
Hari ke-9
·
Perlakuan
sama seperti hari ke-8
·
Cek
ketersediaan air di bak/nampan tempat air
Hari ke-10
·
Perlakuan
sama seperti hari ke-9
Hari ke-11
·
Perlakuan
sama seperti hari ke-10
Hari ke-12
·
Perlakuan
sama seperti hari ke-11
Hari ke-13
·
Perlakuan
sama seperti hari ke-12
Hari ke-14
·
Cek
ketersediaan air di bak/nampan tempat air
·
Perlakuan
sama seperti hari ke-13
Hari ke-15
·
Perlakuan
sama seperti hari ke-14
Hari ke-16
Perlakuan penetasan telur
puyuh pada hari 16:
·
Suhu
mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98o - 100o F
·
Posisi
telur tidak boleh diputar lagi (dibiarkan sampai proses penetasan selesai).
Hari ke-17
·
Telur
mulai menetas
Hari ke-18
·
Menetas
sempurna
Harap Diperhatikan :
-
Suhu
mesin 105o F selama 30 menit dapat mematikan embrio.
- Suhu
mesin 90o F dalam waktu 3 sampai 4 jam akan memeperlambat
perkembangan embrio
-
Sebaiknya telur yang ditetaskan tidak lebih dari 10
hari dalam penyimpanan.
mantap boss info nya sangat bermanfaat semoga tambah sukses dan Barokah.
BalasHapusapa yg d.maksud fumigasi dlm proses persiapan inkubator.
BalasHapuskalau mati lampu selama 3 jam gimana mas?
BalasHapusmantap infonya; kalau telurnya lebih dari 21 hari tidak menetas BAGAMANA MAS apa yangharus dilakukan
BalasHapussalam sukses MAS
BalasHapusinfo nya sangat lengkap namun cara itu masih dilakukan manual....
BalasHapusbisa gunakan mesin penetas telur otomatis aja ...
salam sukses ...
imand byrob
menjual mesin penetas telur otomatis klik di >> bit.ly/tetomatic <<