Kamis, 04 April 2013

Tips dan Cara Menetaskan Telur Bebek / Itik


Tips dan Cara Bagaimana Menetaskan (Penetasan) Telur Bebek/Itik
15.06 Eko Kurniawan 

Berikut cara dan tips bagaimana menetaskan telur itik atau bebek. Sebenarnya tata cara penetasan telur itik hampir sama dengan tata cara penetasan telur ayam. Perbedaan yang mencolok hanyalah  masalah waktu atau lama hari penetasan. Telur itik membutuhkan waktu sekitar 28 hari sedangkan telur ayam hanya butuh waktu sekitar 21 hari.Berikut akan kami sajikan pengetahuan kami perihal tata cara penetasan telur itik meskipun kami bukanlah yang terbaik dalam hal ini. Mudah-mudahan yang kami berikan ini membawa manfaat bagi kita semua.

Persiapan telur.
1.     Memilih atau menyeleksi telur tetas sesuai dengan kriteria telur tetas yang baik
2. Telur yang kulitnya terlalu kotor perlu dibersihkan, akan tetapi perlu ke hati-hatian dalam membersihkan kulit telur jangan sampai lapisan kulit ikut hilang
3.    Pisahkan telur retak, kerabang tebal/tipis

Persiapan mesin tetas
1.  Fumigasi mesin tetas telah dilakukan satu hari sebelum mesin dipakai meskipun mesin tersebut baru dibeli. caranya adalah dengan menggunakan KMNO4 dan formalin. Masukkan wadah pada mesin tetas. Tuang KMNO4 pada wadah setelah itu campur dengan formalin. Setelah itu tutup mesin tetas dan lubang ventilasi. Fumigasi berlangsung selama 30 menit atau 1 jam. Telur jangan dimasukkan dulu. Takaran untuk formalin 2 kali lipat dari KMNO4
2. Hubungkan mesin tetas dengan catu daya listrik dan tunggu sampai suhu mencapaikestabilan pada suhu 37-38°C. Pemanasan mesin tetas dilakukan minimal 3 jam sebelum telur dimasukkan ke dalam mesin tetas
3.    Cek dengan seksama cara kerja thermostat, pitingan lampu dan yang lainnya
4.    Sediakan cadangan bola lampu (dop) atau lampu templok (minyak tanah)

Setelah segala sesuatunya telah siap maka saatlah kita masuk ke tahap proses penetasan telur yang sebenarnya.  Adapun urutan kerja selama proses penetasan telur itik adalah sebagai berikut :

Hari ke-1
·         Masukkan telur ke dalam mesin tetas dengan posisi miring atau tegak (bagian tumpul di atas). Telur bisa langsung begitu saja dimasukkan ke dalam mesin atau melalui proses prewarming terlebih dahulu yaitu dibilas secra merata dengan air hangat.
·         Ventilasi ditutup rapat
·         Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C)

Hari ke-2
·         Ventilasi dibiarkan tertutup sampai hari ke-3
·         Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C)

Hari ke-3
·         Pembalikan telur harian bisa dimulai pada hari ini atau masuk hari hari ke-4. Disarankan pembalikan telur minimal 3x dalam sehari-semalam (jika memungkinkan dipakai rentang waktu setiap 8 jam. Misalkan pagi pukul 05.00, siang pukul 13.00, dan malam pukul 21.00.
·     Bersamaan dengan itu bisa dilakukan peneropongan telur kalau sudah memungkinkan karena ketelitian seseorang berbeda-beda. Telur yang berembrio ditandakan dengan bintik hitam seperti mata yang ikut bergoyang ketika telur digerakkan dan disekitarnya ada serabut-serabut kecil. Kalau telur tidak menandakan tersebut dikeluarkan saja dam masih layak untuk dikonsumsi. Peneropongan telur dilaukan ditempat yang gelap argar bayangan telur nampak lebih jelas.
·         Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.

Hari ke-4
·         Pembalikan telur harian sesuai jadwal hari ke-3
·         Lubang ventilasi mulai dibuka ¼ bagian
·         Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C)

Hari ke-5
·         Pembalikan telur harian
·         Ventilasi dibuka ½ bagian
·         Kontrol suhu antara (37.8-38,8°C)

Hari ke-6
·         Pembalikan telur harian
·         Ventilasi dibuka ¾ bagian
·         Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.

Hari ke-7
·         Pembalikan telur harian
·        Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui perkembangan embrio (hidup atau mati). Embrio mati mati ditandakan dengan bercak darah atau lapisan darah pada salah satu sisi kerabang telur sedang embrio yang berkembang serabut yang menyerupai sarang laba-laba semakin jelas
·         Ventilasi dibuka seluruhnya

Hari ke-8 sampai ke-13
·         Pembalikan telur harian
·         Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.

Hari ke-14
·         Pembalikan telur harian
·       Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui embrio yang tetap hidup atau sudah mati. Telur fertile membentuk gambaran mulai gelap dengan rongga udara yang terlihat jelas

Hari ke 15 sampai ke-20
·         Pembalikan telur harian
·         Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C) dan lakukan penambahan air pada bak jika jumlah air dalam bak tersebut berkurang.

Hari ke-21
·         Pembalikan telur harian
·      Lakukan peneropongan telur untuk mengetahui embrio yang tetap hidup dan mati. Embrio mati ditandakan dengan bocornya lapisan rongga udara sehingga telur terlihat hitam semua
·         Kontrol suhu antara (37,8-38,8°C) dan tambahkan air ke dalam bak

Hari ke-22 sampai ke-25
·         Pembalikan telur harian
·         Kontrol suhu antara  (37,8-38,8°C) dan tambahkan air ke dalam bak

Hari ke-26 sampai ke-27
·         Pembalikan telur dihentikan
·         Kontrol kelembaban, lakukan penyemprotan jika diperlukan (dengan semburan yang paling halus)
·         Biasanya ada telur yang sudah mulai menetas di malam hari

Hari ke-28
·         Telur-telur sudah banyak yang menetas
·         Keluarkan cangkang telur dari rak agar space atau ruangan lebih longgar
·         Keluarkan anak itik yang baru menetas setelah bulunya setengah kering atau kering seluruhnya
·         Proses menetas biasanya berlangsung hingga hari ke-29
·         Dan setelah semuanya selesai mesin tetas bisa dibersihkan dan difumigasi kembali untuk persiapan proses penetasan berikutnya.               
·         Catatan tambahan : hendaklah melakukan pendinginan telur minimal 2 kali sehari karena kalau melihat prilaku unggas yang mengerami telurnya maka dia akan meninggalkan telur untuk berenang beberapa saat kemudian masuk ke tempat pengeraman kembali dan begitu seterusnya dan kalau diperhatikan hal tersebut kadang dilakukan setiap hari. 

 MENETASKAN TELUR AYAM

Semua Incubator yang digunakan harus diletakkan dalam satu ruang khusus yang terlindungi dari perubahan suhu dan kelembaban udara secara drastis, ruangan juga harus dilengkapi dengan ventilasi udara yang cukup. Hal tersebut dimaksudkan untuk pengontrolan yang lebih baik terhadap suhu dan kelembaban udara di dalam ruang mesin tetas. Kebersihan di dalam ruangan, mesin incubator baik luar dan dalamnya termasuk sanitasinya harus diperhatikan dengan seksama. Mesin incubator harus dicoba dahulu setidaknya 1 – 2 jam dan di kontrol suhu dan kelembabannya sebelum digunakan. Hal ini untuk melihat apakan semua system telah berjalan.

Temperatur

Standar untuk suhu dalam incubator “penetasan” tipe forced air adalah  untuk jenis forced-air incubators dan  untuk type still-air incubators. Suhu pada incubator penetas (hatching) di set lebih rendah dibandingkan dengan incubator “pengeram” selama 3 hari sebelum penetasan.
________________________________________
Keterangan Ayam
Periode Incubator (Hari) 21
Temperatur  100
Humidity 65-70
Tidak ada pemutaran telur Hari ke 18th
Buka Vents tambah ¼ hari ke 10th
Buka Vents (jika diperlukan) hari ke 18th
________________________________________

Sedangkan untuk tipe still air, posisi termometer adalah sejajar atau rata dengan tinggi bagian atas telur atau sekitar 5 cm dari dasar telur. Termometer haruslah tidak diletakkan diatas telur atau diluar bidang penetasan tetapi bersebelahan dengannya. Selain itu, mesin incubator juga harus tertutup rapat untuk menghindari hilang panas atau kelembaban udaranya.

Fluktuasi temperatur sebanyak 1 derajat atau kurang tidak menjadi masalah tetapi pengontrolan Temperature secara berkala amat diperlukan untuk menjaga agar suhu tidak ketinggian atau kerendahan dari standart tersebut. Sebagai catatan : suhu sekitar . untuk 30 menit dapat mematikan embrio didalam telur sedangkan suhu penetasan pada  untuk 3 sampai 4 jam akan memperlambat perkembangan embrio didalam telur.Kelembaban Udara (Humidity)

Pengontrolan kelembaban udara harus dilakukan dengan teliti. Hal ini diperlukan untuk menjaga hilangnya air dari dalam telur secara berlebihan. Pengukuran dapat dilakukan dengan hygrometer ataupsychrometer. Psychrometer atau termometer bola basah (wet bulb) menunjukkan derajat kelembaban udara dan dapat dibaca berdasarkan tabel dibawah ini:
___________________________________________________________________
Pembacaan temperatur system bola basah (wet Bulb ) untuk incubator
Temperatur,

Rel. Humidity 99 100 101 102
45% 80.5 81.3 82.2 83.0
50% 82.5 83.3 84.2 85.0
55% 84.5 85.3 86.2 87.0
60% 86.5 87.3 88.2 89.0
65% 88.0 89.0 90.0 91.0
70% 89.7 90.7 91.7 92.7
___________________________________________________________________

Kelembaban relatif (relatif humidity) untuk mesin incubator “penetas” atau periode 18 hari pertama harus dijaga pada 50 – 55 % atau  –  dengan wet bulb. Dan 3 hari setelahnya (21 hari dikurangi 3 hari) atau pada hari ke 19 – 21 sebelum penetasan, kelembaban udara harus dinaikkan menjadi -  atau  - .

Pada saat 3 hari menjelang penetasan dapat dikatakan kita harus lepas tangan “hand-off” karena pada saat ini tidak diperlukan campur tangan manusia sama sekali selain menunggu proses penetasan berjalan sampai selesai dengan sendirinya. Incubator tidak boleh dibuka karena dapat menyebabkan kehilangan kelembaban udara yang amat diperlukan dalam penetasan. Kehilangan kelembaban dapat mencegah keringnya membran pada kulit telur pada saat penetasan (hatching).

Kelembaban yang rendah menyebabkan anak ayam sulit memecah kulit telur karena lapisannya menjadi keras dan berakibat anak ayam melekat / lengket di selaput bagian dalam telur dan mati. Akan tetapi kelembaban yang terlalu tinggi dapat menyebabkan anak ayam didalam telur juga sulit untuk memecah kulit telur atau kalaupun kulit telur dapat dipecahkan maka anak ayam tetap berada didalam telur dan dapat mati tenggelam dalam cairan dalam telur itu sendiri.

Pada incubator penetas “hatching”, kelembaban udara bisa diatur dengan memberikan nampan berisi air dan bila perlu ditambahkan busa / sponse untuk meningkatkan kelembaban udara. Sedangkan pada tipe still-air maka menaikkan kelembaban dengan cara menambah nampan air dibawah tempat penetasan atau pada prinsipnya, menaikkan kelembaban dapat dicapai dengan menambah penampang permukaan airnya.

Adapun cara yang sempurna untuk menentukan kelembaban udara adalah dengan memperhatikan ukuran kantong udara didalam telur bagian atas atau bagian tumpulnya seperti gambar dibawah ini dengan menggunakan teropong telur. Kelembaban dapat diatur setelah peneropongan telur pada hari ke 7, 14, dan 18 pada masa penetasan.Ventilasi

Ventilasi yang cukup adalah penting untuk diperhatikan mengingat didalam telur ada embrio yang juga bernafas dalam perkembangannya dan memerlukan O2 dan membuang CO2. Dalam operasi mesin penetas, lebar lubang bukaan ventilasi harus diatur agar cukup ada sirkulasi udara dan dengan memperhatikan penurunan tingkat kelembaban udaranya.

Pada incubator tipe still-air, buatan Cemani maka bukaan ventilasi ada di bagian atasnya yang dapat diatur untuk mengeluarkan udara bersamaan degan pergerakan udara panas yang ada didalamnya sedangkan sirkulasi udara masuk sudah cukup dari lubang lubang yang ada dibagian bawah dan samping incubator tersebut.

Pada incubator jenis forced-air incubator, jika terjadi lampu mati atau PLN off maka ventilasi harus dibuka lebih lebar dan bila perlu sesekali di buka pintunya agar terjadi pertukaran udara segar dan tetap diusahakan suhu ruangan berada pada kisaran 75oF atau lebih. Sedangkan pada incubator tipe still-air ventilasi dibiarkan terbuka ¼ atau ½ (tidak berubah atau lebih ditutup) agar panas dan kelembaban tidak terlalu terpengaruh.Pemutaran Telur

Pada incubator tipe forced-air seperti kami miliki, telur telur diletakkan pada tray tray pada tempatnya dengan unjung tajam telur menghadap kebawah. Pemutaran dilakukan secara manual dengan menarik dan menekan tuas untuk memindahkan posisi tray didalam mesin incubator agar terjadi sudut 30 – 45 derajat untuk tiap tiap waktu yang ditetapkan secara berkesinambungan dan bergantian sudutnya.

Pemutaran telur sedikitnya adalah 3 kali sehari atau 5 kali sudah lebih dari baik untuk mencegahembrio telur melekat pada selaput membran bagian dalam telur. Oleh sebab itu jangan pernah membiarkan telur tetas tidak dibalik atau diputar posisinya dalam 1 hari pada masa penetasan telur. Pemutaran telur tersebut dilakukan dalam 18 hari pertama penetasan. Tetapi JANGAN membalik telur sama sekali pada 3 hari terakhir menjelang telur menetas. Pada saat itu telur tidak boleh diusik karena embrio dalam telur atau anak ayam yang akan menetas tersebut sedang bergerak pada posisi penetasannya.

Pada incubator tipe still-air, pemutaran dilakukan secara manual dengan ketentuan seperti diatas. Biasanya untuk mempermudah dalam mengetahui posisi terakhir telur pada saat di putar maka telur tetas diberi tanda “O” pada satu sisis dan “X”. pada sisi lainnya,. Selanjutnya putar telur menurut waktu dan tanda secara bergantian dan secara berhati hati terutama 1 minggu pertama dalam incubator.

Ada baiknya juga menuliskan tanggal pada telur menggunakan pinsil untuk menandai beberapa hal seperti: dari kandang mana, jenis ayam, kapan bertelur, kapan dimasukkan incubator. Hal ini untuk mengetahui kapan telur nantinya akan menetas dan menentukan waktu peneropongan untuk penentuan fertilitas, kantong udara dan penentuan pemindahan telur sebelum menetas (- 3 hari).

Biasanya anak ayam (DOC) akan mulai menetas pada usia penetasan ke 20 dan 21 hari pada keadaan mesin penetasan yang bekerja normal dan sesuai prosedur. Anak ayam yang menetas setelah waktu itu atau setelah hari ke 22 biasanya tidak sehat atau lemah.

Setelah menetas, anak ayam dibiarkan beberapa jam didalam mesin incubator sampai kering sempurna. Hal ini dapat dilihat dengan telah lepasnya bulu bulu halus yang menyertai anak ayam waktu menetas dan berganti dengan bulu lembut yang menutupi sempurna seluruh tubuh anak ayam tersebut.

Selanjutnya anak anak ayam tersebut dipindah ke tempat lain (missal : chickguard atau kandang box) dengan diberikan makanan dan minuman. Makanan cukup diberikan dilantai kandang atau pada nampan yang rendah dengan jenis butiran halus agar anak ayam dapat mulai belajar makan. Minuman yang diberikan dapat ditambahkan vitamin seperti amylit dan vitachick. Khusus tempat minum, sebaiknya diberikan gundu atau kerikil kerikil kecil agar anak ayam tidak sampai tenggelam didalamnya.

Sedangkan untuk mesin incubatornya dapat dimatikan dan dibersihkan dari bulu bulu halus, pecahan pecahan kulit telur atau lainnya serta disemprot dengan bahan desinfektan atau dilakukan prosedur fumigasi. Sanitasi yang baik untuk mesin incubator penting untuk menjamin kebersihan dari bibit bibit penyakit.

Pengetesan Fertilitas Telur

Pengetesan fertilitas telur adalah suatu hal yang perlu dilakukan. Hal ini terutama diperlukan untuk menentukan jumlah telur yang fertile untuk terus ditetaskan sedangkan yang tidak fertile atau tidak bertunas harus disingkirkan karena tidak berguna dalam proses penetasan dan bahkan Cuma buang buang tenaga dan tempat saja. Padahal tempat yang ada dapat dimanfaatkan untuk telur telur fertile yang lain atau yang baru akan ditetaskan.

Tes fertilitas semacam ini tidak akan mempengaruhi perkembangan embrio telur, malah sebaliknya kita akan tahu seberapa normal perkembangan embrio didalam telur tersebut telah berkembang atau bertunas. Tatapi tetap sebagai hal yang terpenting dalam proses ini adalah mengetahui seberapa banyak telur yang fertile dan dapat menentukan langkah langkah yang diperlukan untuk telur yang tidak fertile terutama jika telur telur tersebut diberikan coretan / tulisan mengenai asal telur dan tanggal di telurkan oleh sang ayam maupun informasi asal kandangnya.

Ada beberapa istilah untuk alat melihat fertilitas telur disebut teropong telur atau tester atau candler. Alat ini mudah dibuat dengan cara menempatkan bohlam lampu dalam sebuah kotak atau silender yang dapat terbuat dari segala macam jenis baik kayu ataupun pralon 3 inch seperti pada gambar.

Cara membuatnya adalah dengan memotong pralon 3 inch sepanjang 20 cm dan menutup kedua ujungnya dengan kayu yang dibuat melingkar mengikuti pralon dan kemudian di mur. Bagian dalam diberikan fitting lampu dan sebuah bohlam lampu yang cukup terang (missal : 40 watt) dan satu ujung bagian atasnya pada bagian tengahnya diberikan lubang sebesar 2/5 besar diameter telur rata rata atau sekitar 2 cm.

Penggunaannya adalah dengan menyalakan bohlam lampu dan melalui lubang yang ada (pada bagian atasnya) diletakkan telur yang akan dilihat dengan cara menempelkan bagian bawah telur (bagian yang lebih tajam dari telur) ke lubang dan melihat perkembangan yang ada di dalam telur. Cara yang paling baik adalah dengan menggunakan alat ini pada ruangan yang gelap sehingga bagian dalam telur yang terkena bias cahaya lampu dapat lebih jelas terlihat.

Telur biasanya di test setelah 5 – 7 hari setelah di tempatkan dalam incubator. Telur dengan kulit yang putih seperti telur ayam kampung akan lebih mudah dilihat daripada telur negri atau yang warna kulitnya cokalat atau warna lainnya.

Pada saat test fertilitas, maka hanya telur yang ada bintik hitam dan jalur jalur darah yang halus yang akan terus di tetaskan. Tetapi singkirkan telur telur yang ada pita darahnya, tidak ada perubahan (tetap tidak ada perkembangan), ada blok kehitaman karena mati atau seperti contoh pada gambar berikut: Apabila karena kurang pengalaman atau karena ragu ragu seperti missal menurut pengalaman kami perkembangan embrio kadang tidak terlihat jelas di bagian pinggir telur karena perkembangannya ada di tengah telur. Keadaan ini akan tampak seakan akan telur tidak berkembang tetpi nyatanya berkembang dengan baik.

Dalam kasus tersebut maka hal yang bijaksana adalah dengan mengembalikan telur telur tersebut kedalam incubator dan test kembali pada hari ke 10 atau 14 misalnya. Jika ternyata berkembang maka telur terus di tetaskan tetapi bila tidak maka harus dibuang.


Hari ke-1
Perlakuan penetasan telur puyuh hari 1:
·         Suhu mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98o - 100o F
·         Posisi telur datar jangan dibolak-balik
·         Lubang ventilasi ditutup rapat
·         Isi air pada bak/nampan tempat air

Hari ke-2
·         Perlakuan sama seperti hari ke-1

Hari ke-3
·         Perlakuan sama seperti hari ke-2

Hari ke-4
Perlakuan penetasan telur puyuh hari 4:
·         Suhu mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98o - 100o F
·         Posisi telur diputar (jika mesin tetas menggunakan sistem rak putar atau di balik manual jika mesin tetas menggunakan rak biasa) paling sedikit sehari 2 kali pagi dan sore.
·         Cek ketersediaan air di bak/nampan tempat air
·         Lubang ventilasi dibuka 1/2 bagian

Hari ke-5
Perlakuan sama seperti hari ke-4
·         Lakukan Peneropongan telur (Candling) dengan mengambil sampel 10 telur untuk mengetahui dan memastikan bahwa telur-telur yang kita tetaskan ada benihnya (fertile), jika dari 3-5 telur sudah dapat dipastikan fertile maka Insya Allah telur-telur lainnya mayoritas juga demikian.
·         Lubang ventilasi dibuka seluruhnya
·         Peneropongan (candling)telur puyuh pada hari ke-5

Hari ke-6
·         Perlakuan sama seperti hari ke-5
·         Cek ketersediaan air di bak/nampan tempat air

Hari ke-7
·         Perlakuan sama seperti hari ke-6

Hari ke-8
·         Perlakuan sama seperti hari ke-7

Hari ke-9


·         Perlakuan sama seperti hari ke-8
·         Cek ketersediaan air di bak/nampan tempat air

Hari ke-10
·         Perlakuan sama seperti hari ke-9

Hari ke-11
·         Perlakuan sama seperti hari ke-10

Hari ke-12
·         Perlakuan sama seperti hari ke-11

Hari ke-13
·         Perlakuan sama seperti hari ke-12

Hari ke-14
·         Cek ketersediaan air di bak/nampan tempat air
·         Perlakuan sama seperti hari ke-13

Hari ke-15
·         Perlakuan sama seperti hari ke-14

Hari ke-16
Perlakuan penetasan telur puyuh pada hari 16:
·         Suhu mesin tetas dijaga stabil pada kisaran 98o - 100o F
·         Posisi telur tidak boleh diputar lagi (dibiarkan sampai proses penetasan selesai).

Hari ke-17
·         Telur mulai menetas 

Hari ke-18
·         Menetas sempurna

Harap Diperhatikan :
-        Suhu mesin 105o F selama 30 menit dapat mematikan embrio.
-   Suhu mesin 90o F dalam waktu 3 sampai 4 jam akan memeperlambat perkembangan embrio
-        Sebaiknya telur yang ditetaskan tidak lebih dari 10 hari dalam penyimpanan.




6 komentar:

  1. mantap boss info nya sangat bermanfaat semoga tambah sukses dan Barokah.

    BalasHapus
  2. apa yg d.maksud fumigasi dlm proses persiapan inkubator.

    BalasHapus
  3. kalau mati lampu selama 3 jam gimana mas?

    BalasHapus
  4. mantap infonya; kalau telurnya lebih dari 21 hari tidak menetas BAGAMANA MAS apa yangharus dilakukan

    BalasHapus
  5. info nya sangat lengkap namun cara itu masih dilakukan manual....
    bisa gunakan mesin penetas telur otomatis aja ...


    salam sukses ...
    imand byrob

    menjual mesin penetas telur otomatis klik di >> bit.ly/tetomatic <<

    BalasHapus